ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Seluruh warga kampung
tersebut sudah muak dengan tingkah polah Mawar, ya. Mawar Lia Amelia si Perempuan Nakal.
Ia hanya dianggap
sebagai biang kesialan di kampung. Tidak ada saudara yang bisa membujuk Mawar
untuk kembali ke jalan yang benar. Karena
Mawar tidak pernah mau
menggubrisnya.
Dilansir Eberita.org,
sebenarnya Mawar anak yang baik, hanya karena disakiti pacarnya, yang
menjadikan ia nekad, terjun dalam lembah hitam.
Mawar masih terus
bergulat dengan laki-laki manapun. Dari orang kantoran sampai kuli bangunan Ia
layani.
Mereka bebas menikmati
tubuhnya yang Indah, asalkan memiliki uang.
Seorang kawannya
menunjukkan jalan terbaik melampiaskan dendam Mawar pada laki-laki, pada keadaan
yang kejam terhadapnya.
Hari-harinya dilalui
dalam pelukan laki-laki yang berbeda-beda, silih berganti.
Bertahun sudah waktu
berlalu, Mawar terjangkit penyakit kronis.
Tidak seorang pun kawan,
saudara, atau tetangga desa yang peduli padanya. Apalagi menengok melihat
sakitnya.
Bahkan ketika meninggal pun dianggap biasa saja. Layaknya
kematian binatang. Mawar tidak dikuburkan dengan layak.
Terkuburlah Mawar, sang perempuan nakal pada suatu tempat, di
tanah kosong.
Dia dikuburkan ala kadarnya oleh seorang teman dekat sesama perempuan
nakal, dian meratapi kematian mawar seorang diri.
Lima tahun sudah waktu berlalu dari saat itu. Saat penguburan
Mawar. Tidak seorangpun yang mengenang Mawar.
Mawar hanyalah satu potret yang harus dirobek dari sejarah
kampung, dari riwayat kampung yang teramat kolot.
Yang masih menganggap kesalahan fatal, adalah hukuman seumur
hidup bagi si pelaku.
Apalagi bagi seorang Mawar, yang tidak berdaya apa-apa.
Lima bulan yang lalu kampung tersebut geger. Kampung di mana
Mawar terkubur dengan begitu saja, tanpa tata cara tanpa ritual.
Sebuah proyek besar untuk Pembuatan jalan tol, kebetulan
melewati kampung tersebut juga melewati kuburan Mawar.
Buldozer yang memiliki
kekuatan ratusan ton, tidak mampu menembus tanah di mana Mawar dikuburkan.
Berkali-kali moncong
bulldozer diarahkan, berkali pula orang terkesima.
Karena tanah itu
bagaikan batu karang yang teramat kokoh, tidak tersentuh sama sekali.
Namun saat gali dengan
cangkul petani biasa, tanah itu begitu mudah dikeruk. Seakan tidak pernah
terjadi keanehan apa-apa.
Semua mata terbelalak
menyaksikan jasad yang masih membujur, dengan kondisi tubuh yang masih
kelihatan segar, tidak seperti layaknya mayat yang sudah terkubur lima tahun
lamanya.
Bau harum semerbak
tercium dari jasad itu. Harum yang lain dari parfum manapun.
Harum yang belum pernah
ada sebelumnya dibumi. Harum yang keluar dari jasad seorang Mawar yang sudah
terkubur lima tahun lamanya.
Teman saya yang
kebetulan sebagai mandor di situ, ikut kaget dan bingung juga. Semua warga
gempar.
Oleh penduduk,
dilacaklah keberadaan si jasad.
Dari teman almarhum
Mawar yang masih menjalankan profesinya sebagai pelacur, terungkap bahwa
"Dia sudah taubat
satu tahun sebelum meninggal, dia tidak menceritakan taubatnya itu kepada
siapapun, termasuk kepada saya" ujar Dian teman dekatnya Mawar Lia Amelia.
Sebenarnya, satu tahun
sebelum kematiannya, Mawar sudah bertaubat.
Tapi taubat itu tidak
pernah Mawar ungkapkan kepada siapapun. Termasuk kepada teman akrabnya.
Semua Mawar curahkan
pada buku hariannya. Tertulis lengkap.
Mawar berusaha
menjalankan semua perintahNya. Dari yang wajib dan yang sunah, bahkan semua
yang sunah dia kerjakan.
Mawar menjalankan dengan
Ikhlas.
Buku harian itulah saksi
utama semua ratapan dan jerit penyesalan seorang Mawar, seorang Perempuan
Nakal yang bertobat dengan
diam-diam?
Semua mata berkaca-kaca.
Terlihat begitu sedih dengan roman penyesalan yang jelas tergambar.
Hari itu pemakaman
Mawar. Pemakaman kembali seorang (bekas) Perempuan
Nakal yang pernah terhina begitu
rupa.
Setelah terkubur selama
lima tahun, Mawar dimakamkan kembali dengan layak.
Dimakamkan selayaknya
pemakaman seorang manusia biasa. Diiringai doa-doa dan ratap penyesalan dari
saudara dan warga kampung. (Muhamad Edward) Sumber: Tribun Sumsel